Industri.umsida.ac.id – Kemajuan teknologi terus mendorong transformasi dalam berbagai sektor, termasuk manufaktur. PT INKA, perusahaan ternama di bidang pembuatan kereta api, kini menghadirkan inovasi dalam pengelolaan dan pemeliharaan mesin penggilingan. Dengan fokus pada efektivitas mesin seperti CNC Plano 133 dan Horizontal Milling 142, penelitian terbaru menunjukkan bahwa optimalisasi mesin ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar global.
Mesin penggilingan memainkan peran vital dalam proses produksi, khususnya pada tahapan pemotongan, penghalusan, dan pembentukan. Namun, data menunjukkan bahwa mesin-mesin ini rentan terhadap kerusakan yang dapat memengaruhi efisiensi produksi. Berdasarkan analisis selama dua tahun terakhir, kerusakan pada mesin penggilingan menjadi salah satu penyebab utama menurunnya output produksi, dengan lebih dari 43 insiden kerusakan tercatat.
Pendekatan Baru dalam Pemeliharaan Mesin
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendekatan inovatif menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Age Replacement diperkenalkan. Metode OEE memberikan pengukuran komprehensif terhadap tiga aspek utama mesin: ketersediaan (availability), kinerja (performance), dan kualitas (quality). Penelitian menemukan bahwa nilai OEE pada mesin CNC Plano 133 dan Horizontal Milling 142 berada di bawah standar ideal sebesar 85%.
Lebih jauh, metode Age Replacement memungkinkan perusahaan menentukan interval penggantian komponen mesin sebelum kerusakan terjadi. Interval waktu penggantian preventif sebesar 10 hari terbukti meningkatkan keandalan (reliability) mesin hingga 100%. Langkah ini tidak hanya mengurangi downtime tetapi juga memastikan mesin tetap beroperasi secara optimal.
Manfaat Jangka Panjang untuk Industri
Implementasi pemeliharaan preventif memberikan berbagai manfaat strategis. Pertama, peningkatan produktivitas karena waktu henti mesin dapat diminimalkan. Kedua, pengelolaan sumber daya menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan analisis kerugian (Five Big Losses) dan diagram Fishbone untuk mengidentifikasi akar masalah kerusakan. Ketiga, metode ini memungkinkan PT INKA meningkatkan daya saing melalui peningkatan keberlanjutan operasional.
Studi kasus menunjukkan bahwa pada mesin Horizontal Milling 142, kerugian terbesar berasal dari breakdown losses, yang menyumbang hingga 9,54%. Dengan tindakan preventif, kerusakan dapat dicegah, dan efisiensi proses manufaktur meningkat secara signifikan.
Implikasi untuk Masa Depan
Peningkatan efisiensi mesin melalui metode OEE dan Age Replacement memberikan landasan bagi perusahaan lain untuk mengadopsi strategi serupa. Di era persaingan global yang semakin ketat, efisiensi operasional menjadi kunci keberhasilan. PT INKA menunjukkan bahwa inovasi dalam pemeliharaan mesin bukan hanya solusi teknis, tetapi juga langkah strategis untuk meningkatkan profitabilitas.
Di masa depan, pendekatan berbasis data seperti ini diharapkan dapat diterapkan di sektor lain untuk memaksimalkan potensi teknologi. Dengan memanfaatkan analitik dan teknologi canggih, perusahaan dapat membangun sistem yang lebih andal, efisien, dan berkelanjutan.
Penelitian di PT INKA menggarisbawahi pentingnya pemeliharaan preventif berbasis analisis data. Dengan kombinasi metode OEE dan Age Replacement, perusahaan tidak hanya mengoptimalkan mesin tetapi juga membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ini adalah bukti bahwa teknologi dan manajemen inovatif dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di seluruh dunia.
Sumber: Jurnal, Freepik
Penulis: Ifa