Memberdayakan Masyarakat melalui Pengelolaan Sampah Organik di Desa Kajartengguli

Industri.umsida.ac.id – Sampah rumah tangga menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi masyarakat modern. Sebagai salah satu penyumbang utama pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah rumah tangga membutuhkan perhatian serius. Desa Kajartengguli di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi salah satu lokasi di mana upaya pengelolaan sampah rumah tangga telah dilakukan melalui program pelatihan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos. Program ini diprakarsai oleh tim pengabdian masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dengan fokus memberdayakan masyarakat setempat, khususnya kelompok PKK.

Pentingnya Pengelolaan Sampah Organik

Sampah rumah tangga secara umum dibagi menjadi dua kategori utama: sampah organik dan anorganik. Sampah organik, seperti sisa makanan, daun kering, dan limbah dapur, dapat terurai secara alami dan memiliki potensi untuk diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk kompos. Sebaliknya, sampah anorganik yang tidak mudah terurai, seperti plastik dan kaca, menjadi sumber masalah lingkungan yang serius jika tidak dikelola dengan baik.

Di Desa Kajartengguli, pengelolaan sampah belum menjadi prioritas utama. Kebiasaan membuang sampah sembarangan di lubang-lubang kecil di depan atau belakang rumah masih sering dijumpai, yang berdampak buruk pada kualitas lingkungan dan estetika desa. Hal ini menjadi alasan utama mengapa program pelatihan pengolahan sampah organik ini dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Program Pelatihan dan Pendampingan

Program pengelolaan sampah organik di Desa Kajartengguli dilakukan melalui beberapa tahapan yang melibatkan perencanaan, pelatihan, pendampingan, dan evaluasi.

  1. Perencanaan
    Tahapan ini melibatkan diskusi antara tim pengabdian masyarakat dan mitra lokal, yaitu kelompok PKK Desa Kajartengguli, untuk menganalisis permasalahan sampah di desa dan menyusun solusi yang relevan. Hasil diskusi ini menjadi dasar untuk menyusun materi pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
  2. Pelatihan Pembuatan Kompos
    Pelatihan diawali dengan sosialisasi mengenai jenis-jenis sampah dan manfaat pengelolaan sampah organik. Sampah organik, seperti sisa makanan dan daun kering, dicincang dan dicampur dengan cairan EM4 untuk mempercepat proses penguraian. Sampah yang telah dicampur disimpan dalam tong kedap udara selama dua minggu hingga menjadi kompos. Proses ini menghasilkan pupuk organik yang kaya akan nutrisi untuk tanaman.
  3. Pendampingan
    Tim pengabdian masyarakat mendampingi warga untuk memastikan proses pembuatan kompos berjalan dengan baik. Pendampingan ini juga mencakup edukasi tentang cara menggunakan kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah, baik di kebun individu maupun kebun kelompok.
  4. Evaluasi
    Tahap evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas program, termasuk dampak terhadap pengurangan jumlah sampah dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.

Hasil dan Manfaat Program

Program ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Kajartengguli tentang pentingnya pengelolaan sampah organik. Para anggota PKK kini lebih memahami cara memilah sampah dan mengolahnya menjadi pupuk kompos. Selain memberikan manfaat lingkungan, seperti mengurangi jumlah sampah yang dibuang sembarangan, program ini juga membuka peluang ekonomi bagi warga melalui penjualan kompos.

Hasil kompos yang dihasilkan memiliki kualitas baik dan dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman. Selain itu, program ini membantu menciptakan lingkungan yang lebih bersih, hijau, dan sehat, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa.

Dampak Sosial dan Ekonomi yang Berkelanjutan

Salah satu dampak besar dari program ini adalah terciptanya kesadaran kolektif dalam masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dalam jangka panjang, kebiasaan memilah dan mengolah sampah dapat menjadi budaya yang diwariskan antar generasi. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu menciptakan lingkungan hidup yang sehat dan produktif.

Selain itu, pemanfaatan kompos sebagai produk bernilai ekonomi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian desa. Beberapa warga mulai melihat potensi menjadikan kompos sebagai produk unggulan yang dapat dipasarkan ke luar desa. Pendekatan ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia tetapi juga menciptakan peluang usaha baru yang ramah lingkungan.

Potensi Pengembangan dan Kesimpulan

Meskipun program ini telah memberikan hasil yang positif, masih ada peluang untuk pengembangan lebih lanjut. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi pengenalan teknologi pengolahan sampah yang lebih canggih, seperti mesin pencacah sampah, serta pelatihan pemasaran produk kompos untuk meningkatkan nilai ekonomisnya. Selain itu, kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti pemerintah daerah dan sektor swasta, dapat membantu memperluas dampak program ini ke desa-desa lain di wilayah Sidoarjo.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah organik tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga dapat memberdayakan masyarakat secara ekonomi. Dengan terus meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam pengelolaan sampah, Desa Kajartengguli dapat menjadi contoh keberhasilan pengelolaan sampah berbasis komunitas yang dapat diterapkan di daerah lain. Dengan pendekatan ini, desa-desa lain juga dapat meraih manfaat serupa, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan masyarakat yang lebih sejahtera.

Sumber: Memberdayakan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah Organik Rumah Tangga: Studi Kasus di Desa Kajartengguli, Indonesia.

Penulis: Ifa