Industri.umsida.ac.id – Fenomena pembelian ikan bandeng di pasar tradisional kini menjadi sorotan menarik, khususnya bagi konsumen yang memperhatikan kualitas ikan segar. Di pasar-pasar tradisional Sidoarjo, konsumen umumnya tidak hanya membeli ikan untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mempertimbangkan faktor kualitas ikan sebagai penentu utama dalam keputusan pembelian.
Beragam motivasi mendorong konsumen memilih ikan bandeng tertentu. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ribangun Bambang Jakaria dan Wiwik Sulistiyowati dari Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkap bahwa kualitas ikan menjadi faktor dominan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Penelitian ini mengkaji perilaku konsumen yang membeli ikan bandeng di pasar tradisional, dengan melihat cara panen ikan serta kualitas fisik ikan yang menjadi perhatian utama.
Kualitas Ikan Bandeng Menjadi Pertimbangan Utama
Dalam penelitian tersebut, konsumen disebutkan menilai ikan bandeng berdasarkan beberapa indikator utama, antara lain tekstur daging, kondisi insang, mata, bau, serta lendir yang menempel di permukaan tubuh ikan. Tekstur daging yang kenyal, insang berwarna merah segar, mata jernih, bau khas ikan yang segar, dan lendir yang tipis dan tidak lengket menjadi parameter penting yang menentukan apakah ikan layak dibeli atau tidak.
“Mayoritas konsumen di pasar tradisional Sidoarjo memilih ikan bandeng bukan hanya berdasarkan ukuran atau harga, tetapi lebih pada kualitas yang terlihat dan dirasakan secara langsung. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen terhadap kualitas produk pangan semakin meningkat,” ungkap Ribangun Bambang Jakaria.
Variasi Cara Panen Mempengaruhi Kualitas Ikan
Selain indikator kualitas, metode panen ikan bandeng ternyata juga memengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini menelaah tiga cara panen yang umum diterapkan oleh petani bandeng, yaitu: menggunakan jaring, mérék (mendorong ikan ke satu titik), dan ngesat (menguras kolam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode panen mérék menghasilkan ikan dengan kualitas yang paling baik, khususnya pada aspek tekstur daging, kondisi insang, dan bau.
“Metode panen memang berpengaruh besar terhadap kualitas ikan yang sampai ke konsumen. Dengan mengetahui metode panen, konsumen dapat memilih ikan yang lebih segar dan lebih berkualitas, sehingga kepuasan dalam pembelian meningkat,” jelas Wiwik Sulistiyowati.
Analisis Keputusan Pembelian Menggunakan Metode AHP
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih sistematis, penelitian ini menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini memungkinkan peneliti menganalisis prioritas konsumen dalam membeli ikan bandeng dengan mempertimbangkan berbagai kriteria secara simultan. Melalui AHP, dapat diketahui bahwa kualitas ikan menjadi faktor paling dominan, diikuti oleh metode panen dan kondisi fisik ikan yang lain.
“Dengan AHP, kami dapat mengetahui bobot keputusan konsumen secara kuantitatif. Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen lebih memperhatikan kualitas ikan yang mereka beli daripada faktor lain seperti harga atau ukuran,” tambah Jakaria.
Dampak Terhadap Praktik Budidaya dan Penjualan Ikan
Fenomena ini memberikan implikasi penting bagi petani bandeng dan pedagang pasar tradisional. Petani yang menerapkan metode panen yang mempertahankan kualitas ikan, seperti mérék, berpeluang lebih diminati oleh konsumen. Sementara pedagang dapat menyesuaikan strategi penjualan mereka dengan menonjolkan kualitas ikan sebagai nilai jual utama.
“Kesadaran konsumen terhadap kualitas produk memberikan kesempatan bagi petani dan pedagang untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk. Hal ini juga menjadi dorongan bagi pelaku usaha untuk menerapkan praktik budidaya ikan yang lebih profesional,” ujar Wiwik.
Kesadaran Konsumen Terhadap Produk Pangan Meningkat
Penelitian ini juga menegaskan adanya tren peningkatan kesadaran konsumen terhadap kualitas pangan, terutama di pasar tradisional. Konsumen tidak lagi hanya mengutamakan harga murah atau ukuran besar, tetapi memperhatikan kesegaran dan kualitas ikan secara keseluruhan. Kesadaran ini diharapkan mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan standar kualitas, sehingga konsumen mendapatkan produk yang aman, segar, dan bernilai tinggi.
Dengan memahami perilaku konsumen dan preferensi mereka terhadap kualitas ikan, pedagang pasar tradisional dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus mendorong praktik budidaya ikan yang lebih profesional dan berkelanjutan.
Penulis: Annifa Umma’yah Bassiroh