Pendekatan Analytic Network Process (ANP) dalam Mengidentifikasi dan Mengelola Dampak Limbah Cair UMKM Makanan Siap Saji terhadap Kualitas Air

Industri.umsida.ac.id Pesatnya perkembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang makanan siap saji telah membawa dampak signifikan bagi perekonomian. Namun, bersamaan dengan manfaat ekonomi tersebut, muncul pula tantangan besar terkait limbah yang dihasilkan. Limbah cair dari proses produksi makanan siap saji mengandung zat berbahaya, termasuk bahan organik dan anorganik yang dapat mencemari lingkungan air dan mengancam ekosistem sekitar.

Sebagai contoh, bahan-bahan seperti TSS (Total Suspended Solids), TDS (Total Dissolved Solids), dan COD (Chemical Oxygen Demand) dapat mengganggu keseimbangan oksigen di perairan, merusak habitat biota, dan berdampak negatif pada kualitas hidup masyarakat sekitar.

Untuk memahami dampak ini, penelitian yang dilakukan di Sidoarjo bertujuan untuk mengidentifikasi indikator kualitas air yang terpengaruh oleh limbah cair UMKM. Dalam konteks ini, metode Analytic Network Process (ANP) digunakan untuk mengidentifikasi parameter kualitas air paling kritis. Pendekatan ini memungkinkan analisis multidimensi, termasuk interaksi antar-parameter yang saling terkait. Dengan pemetaan yang komprehensif, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan rekomendasi untuk mengelola limbah dengan cara yang berkelanjutan, serta mendorong pelaku UMKM untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

Penerapan Metode ANP untuk Penilaian Kualitas Air

Analytic Network Process (ANP) adalah metode yang efektif untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas dari berbagai faktor yang saling berhubungan. Dalam penelitian ini, ANP digunakan dengan bantuan perangkat lunak Super Decision versi 2.10 untuk menganalisis parameter kualitas air yang dipengaruhi oleh limbah makanan siap saji dari UMKM.

Parameter yang dianalisis meliputi suhu, kekeruhan, pH, TDS, TSS, DO (Dissolved Oxygen), COD, nitrat, logam berat kadmium (Cd), jumlah Total Coliform, dan E. Coli. Tahapan ANP dimulai dengan observasi lapangan dan pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi oleh para ahli lingkungan. Kuesioner ini menggunakan skala pembobotan untuk membandingkan pentingnya setiap parameter, dan hasilnya digunakan dalam analisis Super Decision.

Langkah-langkah penelitian dimulai dari pengambilan sampel di dua titik produksi makanan siap saji di Sidoarjo. Setelah itu, dilakukan pengujian di laboratorium untuk mengukur setiap parameter kualitas air pada sampel limbah. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan ANP, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi satu sama lain. Perangkat lunak Super Decision membantu dalam menghasilkan hasil peringkat dari setiap parameter berdasarkan bobot yang diberikan oleh para ahli, sehingga memungkinkan peneliti untuk menetapkan indikator kualitas air paling kritis yang perlu diperhatikan.

Hasil Pengukuran dan Analisis Prioritas Kualitas Air

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa limbah makanan siap saji UMKM memang memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas air. Berdasarkan analisis menggunakan ANP, parameter E. Coli menduduki peringkat tertinggi dengan bobot 0.23406, menjadikannya sebagai indikator kualitas air yang paling kritis. Hal ini menyoroti potensi bahaya bakteri yang dapat mencemari air dan menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat. Selain E. Coli, kekeruhan dan pH juga tercatat memiliki bobot prioritas tinggi, masing-masing sebesar 0.19116 dan 0.13030. Kekeruhan tinggi menunjukkan adanya partikel tersuspensi dalam air yang dapat mengurangi kejernihan dan mengganggu kehidupan biota perairan. Sedangkan nilai pH yang tidak seimbang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme air.

Indikator lain yang juga dianggap penting meliputi DO (Dissolved Oxygen) dan logam berat kadmium (Cd), yang keduanya memiliki dampak terhadap kesehatan air dan ekosistem perairan. DO dengan bobot 0.11237 menunjukkan kebutuhan oksigen terlarut untuk mendukung kehidupan di dalam air. Rendahnya kadar DO bisa berdampak buruk pada ikan dan organisme lain di perairan. Sedangkan kadmium, meskipun memiliki bobot lebih rendah (0.08479), merupakan polutan yang sangat berbahaya dalam konsentrasi tertentu, berpotensi menimbulkan keracunan pada manusia dan hewan. Temuan ini menyoroti pentingnya pemantauan berkala terhadap parameter-parameter ini agar lingkungan air tetap aman.

Rekomendasi Pengelolaan Limbah Cair UMKM Berbasis ANP

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan beberapa solusi pengelolaan limbah cair yang dapat diterapkan oleh UMKM makanan siap saji. Alternatif yang disarankan meliputi filterisasi pasir, selfoltase (sel volta), dan metode elektrodialisis. Filterisasi pasir efektif untuk menyaring partikel-partikel besar, sehingga mengurangi kekeruhan dan TSS dalam air limbah. Dengan cara ini, air yang dihasilkan akan lebih jernih dan ramah lingkungan, serta mudah diolah sebelum dibuang ke perairan umum.

Selfoltase, atau sel volta, adalah teknologi yang menggunakan proses elektrokimia untuk mengurangi zat berbahaya dalam air, termasuk mikroba dan logam berat. Dalam hal ini, selfoltase dapat digunakan untuk mengurangi kontaminasi bakteri dan logam berat kadmium, yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini. Sementara itu, metode elektrodialisis juga diusulkan sebagai solusi yang lebih efisien dalam menyingkirkan kandungan ion-ion berbahaya, termasuk TDS dan logam berat, sehingga air limbah yang dihasilkan lebih aman dan sesuai standar lingkungan.

Diharapkan bahwa rekomendasi ini dapat diterapkan secara bertahap oleh pelaku UMKM sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan mereka. Penggunaan teknologi seperti selfoltase dan elektrodialisis dapat menjadi investasi jangka panjang yang bermanfaat untuk memastikan produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selain itu, pemerintah setempat diharapkan dapat memberikan edukasi dan dukungan finansial bagi UMKM dalam mengimplementasikan teknologi ini, sehingga upaya menjaga kualitas lingkungan dapat dilakukan secara bersama-sama.

Mengurangi Dampak Lingkungan dengan Pendekatan ANP

Penelitian ini menunjukkan bahwa metode ANP efektif dalam mengidentifikasi parameter kualitas air yang paling kritis dan memberikan panduan pengelolaan limbah cair yang praktis dan berkelanjutan. Dengan menggunakan E. Coli sebagai indikator utama, studi ini menyoroti pentingnya pemantauan ketat terhadap kontaminasi bakteri pada limbah UMKM makanan siap saji. Selain itu, solusi pengelolaan seperti filterisasi, selfoltase, dan elektrodialisis menawarkan pendekatan inovatif untuk mengurangi dampak negatif limbah cair pada lingkungan.

Sebagai upaya melindungi kualitas air, implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat menekan dampak negatif dari pertumbuhan UMKM yang pesat, sekaligus mendorong praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, peneliti, dan pelaku UMKM akan menjadi kunci dalam menjaga lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang.

Sumber: Jurnal, Freepik

Penulis: Ifa