Pengendalian Kualitas Produk Rak Plastik UD. SI melalui Lean Six Sigma dan Fault Tree Analysis

Industri.umsida.ac.id – Tim peneliti dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) yang terdiri dari Muchammad Yusuf Muchsinin dan Wiwik Sulistiyowati mengkaji strategi pengendalian kualitas produk di UD. SI, sebuah perusahaan manufaktur rak plastik. Penelitian ini difokuskan untuk mengurangi tingkat kecacatan produk melalui penerapan metode Lean Six Sigma dan Fault Tree Analysis (FTA).

Studi ini lahir dari kebutuhan industri yang semakin mendesak untuk menjaga kualitas produk di tengah persaingan pasar yang ketat. Rak plastik yang diproduksi UD. SI mengalami berbagai bentuk cacat, seperti rak berlubang, rak tipis, dan rak berkerut. Kecacatan tersebut berpengaruh terhadap daya tahan, keandalan, dan nilai estetika produk, yang pada akhirnya dapat memengaruhi kepuasan konsumen dan daya saing perusahaan.

Latar Belakang dan Pentingnya Pengendalian Kualitas

Kualitas produk dalam industri manufaktur menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam konteks UD. SI, tantangan terbesar adalah mengurangi jumlah produk cacat yang ditemukan selama proses produksi. Data yang diperoleh selama empat bulan menunjukkan bahwa dari total 15.950 unit rak plastik yang diproduksi, sebanyak 707 unit mengalami kecacatan.

Jenis cacat yang ditemukan terdiri dari rak berlubang sebanyak 262 unit, rak tipis sebanyak 241 unit, dan rak berkerut sebanyak 204 unit. Analisis Pareto menunjukkan bahwa rak berlubang menjadi cacat dengan persentase tertinggi, diikuti oleh rak tipis dan rak berkerut. Fakta ini menjadi dasar penerapan metode Lean Six Sigma untuk mengidentifikasi dan mengatasi penyebab utama cacat produk.

Pengendalian kualitas dilakukan dengan pendekatan menyeluruh, mulai dari proses perencanaan produksi, pemantauan selama proses berjalan, hingga pengecekan akhir sebelum produk didistribusikan. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan setiap unit yang diproduksi memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan.

Penerapan Lean Six Sigma dan Fault Tree Analysis

Metode Lean Six Sigma dipilih karena kemampuannya menggabungkan konsep pengurangan pemborosan dari Lean Manufacturing dengan pengendalian variasi produksi dari Six Sigma. Penelitian ini menerapkan lima fase utama dalam Lean Six Sigma, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Setiap fase memiliki tujuan spesifik untuk mengidentifikasi masalah, mengukur tingkat kecacatan, menganalisis akar penyebab, menyusun langkah perbaikan, dan mengendalikan hasil agar perbaikan bersifat berkelanjutan.

Selain Lean Six Sigma, Fault Tree Analysis digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab-akibat yang memicu terjadinya cacat. Dalam analisis rak berlubang, penyebab dikelompokkan menjadi faktor manusia dan faktor mesin. Faktor manusia mencakup kesalahan pengaturan mesin, kurangnya pengalaman operator baru, serta berkurangnya ketelitian akibat tekanan target produksi. Faktor mesin mencakup tekanan clamping yang tidak tepat dan kerusakan pada komponen mesin.

Analisis rak tipis menunjukkan pola yang hampir serupa, di mana faktor manusia meliputi kesalahan setting, penggunaan mesin yang tidak sesuai prosedur, dan kurangnya pemahaman perintah kerja. Sementara itu, faktor mesin meliputi kerusakan pada mold dan minimnya perawatan berkala.

Melalui penerapan kedua metode ini, penelitian berhasil memetakan titik-titik rawan dalam proses produksi dan menyusun rekomendasi teknis yang dapat langsung diterapkan di lapangan.

Hasil Analisis dan Rekomendasi Perbaikan

Penghitungan nilai sigma menunjukkan hasil yang konsisten di kisaran 3,64 hingga 3,70, dengan tingkat yield antara 95% hingga 96%. Meskipun angka ini cukup baik, peluang untuk peningkatan masih terbuka, khususnya dalam mengurangi variasi yang menyebabkan cacat berulang. Nilai capability process (Cp) yang rendah mengindikasikan perlunya perbaikan signifikan pada konsistensi proses produksi.

Rekomendasi perbaikan yang disusun meliputi pembuatan Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas dan ditempatkan pada setiap mesin, disertai pengawasan langsung dari pihak manajemen untuk memastikan kepatuhan. Selain itu, dijadwalkan program perawatan mesin secara berkala untuk mencegah kerusakan yang dapat memicu cacat produk.

Dari sisi pengembangan sumber daya manusia, pelatihan rutin diberikan kepada operator produksi untuk meningkatkan keterampilan teknis dan kesadaran terhadap standar kualitas. Penerapan checklist harian pada setiap mesin menjadi langkah tambahan untuk memastikan kondisi peralatan tetap optimal sebelum dan sesudah proses produksi.

Dengan strategi ini, diharapkan angka kecacatan dapat ditekan secara signifikan dan kualitas produk rak plastik UD. SI dapat meningkat. Penelitian ini juga menjadi contoh penerapan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah nyata di industri manufaktur, sekaligus memberikan manfaat praktis bagi perusahaan dalam jangka panjang.